ABSTRAK
Penulisan ini akan mengetengahkan beberapa contoh dari penerapan referensi standar perancangan stasiun kerja berbasis computer, dan keterkaitannya dengan aspek-aspek penyusunan letak panel kendali, layar monitor, dan papan informasi. Pembahasan akan difokuskan melalui pendekatan metoda studi referensi dari standar-standar internasional yang digunakan pada umumnya untuk perancangan stasiun kerja berbasis computer, dan hubungannya dengan penetapan titik referensi mata untuk penyusunan letak sistem operasi terpasang. Kajian lanjut secara ringkas akan menunjukkan satu korelasi tentang bagaimana sebuah stasiun kerja dirancang, dan penetapan posisi pengguna untuk mendapatkan bidang pandang yang optimal dalam kaitannya dengan titik acuan mata sebagai elemen referensi utama.
Kata kunci: Ergonomi, Teknik Faktor Manusia, Desain Stasiun Kerja, Titik Acuan Mata
Â
1. PENDAHULUAN
Titik acuan mata dapat didefinisikan sebagai sebuah titik referensi penentu posisi bidang pandang yang memberikan keleluasaan pandang yang paling optimal terhadap permukaan bidang kerja. Dalam cakupan desain stasiun kerja, keperluan untuk menetapkan sebuah titik acuan mata adalah mutlak untuk penentuan lokasi penempatan permukaan bidang kerja, peralatan pendukung, layar monitor, serta perangkat pengendali yang menjadi bagian integral dari proses desain.
Aspek pendataan ukuran fisik manusia yang dikenal dengan Antropometri adalah bagian utama dari penentuan standar penetapan ukuran dalam perancangan sebuah stasiun kerja. Hawkins (1987), menegaskan bahwa pengukuran antropometri juga melibatkan pengukuran spesifik terhadap paras ketinggian titik mata dari permukaan lantai dari posisi duduk maupun berdiri, yang akan digunakan sebagai titik acuan untuk pengaturan susunan tata letak layar monitor informasi dan perangkat pengendali sistem.
2. KONSEP TITIK ACUAN MATA DALAM DESAIN STASIUN KERJA
Desain sebuah stasiun kerja terbagi kedalam desain stasiun kerja untuk aktivitas secara manual, aktivitas menggunakan system computer, ataupun gabungan dari keduanya. Desain itu sendiri amat bergantung kepada jenis aktivitas ataupun fungsi yang dijalankan oleh manusia penggunanya. Setelah teridentifikasi jenis aktivitas yang akan dilakukan, maka pendataan keperluan peralatan, perangkat pendukung, unit pengendali, layar informasi, dan luas minimum dari area yang diperlukan akan disusun.
Tahap selanjutnya adalah penyusunan tata letak dari berbagai perangkat dalam sebuah stasiun kerja dalam kaitannya dengan titik acuan mata seperti yang diketengahkan oleh Corlett (1978), dalam dua prinsip utama dalam penyusunan tata letak sebuah stasiun kerja yang menerangkan sebagai berikut:
- Pengguna stasiun kerja harus dapat menjaga postur kerja dengan posisi tubuh tegak dan menghadap kedepan saat bekerja.
- Titik-titik visual penting dalam aktivitas penggunaan stasiun kerja harus dapat terlihat jelas dalam posisi kepala dan tulang belakang tegak, atau dengan sedikit saja gerakan kepala kedepan.
Kedua prinsip diatas secara jelas mengindikasikan pentingnya elemen titik acuan untuk ditetapkan di awal proses sebelum tata letak stasiun kerja dimulai.
Â
2.1.  Stasiun kerja dengan konfigurasi tata letak horizontal
Beberapa standar perancangan yang diaplikasikan untuk penentuan geometri dari sebuah stasiun kerja pada umumnya akan menerapkan penggunaan titik acuan mata, dengan rekomendasi parameter untuk sudut pengelihatan, jarak terhadap layar informasi dan/atau perangkat pengendali, bidang jangkauan tangan, dan beberapa diantaranya juga memberi rujukan untuk jarak dari titik acuan mata ke permukaan lantai untuk kegunaan penetapan posisi perangkat pengendali yang dioperasikan menggunakan kaki.
Salah satu standar dalam perancangan yang digunakan oleh Departemen Transportasi Amerika Serikat (US. Department of Transportation) yang ditulis dalam dokumen DOT/FAA/CT-96/1 berjudul Human Factors Design Guidelines (1996), menjelaskan dimensi ukuran yang ideal untuk profil sebuah konsol kerja. (Lihat Gambar 2.1), dengan penekanan kepada profil tersebut sebagai representasi dari sebuah stasiun kerja skala penuh dengan tata peletakkan system terpasang secara horizontal (Lihat Gambar 2.2.).
Â
Gambar 2.1. Profil Stasiun Kerja Berbasis Komputer
[DOT/FAA/CT-96/1]
Gambar 2.2. Tata Letak konsol stasiun kerja
[DOT/FAA/CT-96/1]
Konfigurasi pada Gambar 2.1. dan 2.2. diatas secara jelas mengindikasikan hadirnya sebuah “Garis Penanda Mata†yang berfungsi untuk memberikan keleluasaan bidang pandang terhadap permukaan atas dari konsol kerja. Merujuk pada ketentuan tersebut, penggunaan referensi garis mata dalam standar perancangan terkait erat dengan pengaturan letak layar informasi dan unit kendali yang harus mudah untuk terlihat dan terpantau statusnya oleh pengguna. Diluar daripada konteks tersebut, penggunaan terminologi “garis acuan†dan bukan “titik acuan†menunjukkan rentang penyesuaian posisi mata operator/pengguna yang diakomodir sepanjang garis acuan tersebut melalui standar perancangan diatas. Hal ini diprediksi berkaitan dengan penempatan posisi layar informasi ataupun penanda instrument serta indikator-indikator yang tidak berada tegak lurus terhadap titik mata operator, sehingga penempatan referensi dengan hanya satu titik acuan saja dapat berpotensi untuk menyebabkan pandangan “Parallaxâ€, atau terdistorsi dari posisi yang sebenarnya. Argumen ini diperkuat melalui pola pada Garis Acuan Mata dari Gambar 2.1. yang mengindikasikan parameter vertical, yang dapat diterjemahkan sebagai rentang penyesuaian posisi Titik Acuan Mata operator dengan ukuran fisik pengguna, walaupun tidak terperinci secara metrik. Korelasi ini ditegaskan oleh Sanders & McCormick (1992), melalui prinsip “Desain dengan rentang penyesuaian†(Design For Adjustable Range), yang merujuk pada penerapan data antropometri dengan rentang penyesuaian ukuran tubuh pengguna produk melalui sistem pengatur khusus. Pada konteks parameter dari standar perancangan stasiun kerja dalam Gambar 2.1. tadi, prinsip ini dapat diterapkan dalam sistem pengatur ketinggian duduk dari sebuah kursi operator stasiun kerja. Hal ini juga ditekankan oleh Shutte and Starr (1984) bahwa system pengatur ketinggian kursi dapat membantu mengurangkan ketidaknyamanan duduk, dan menyesuaikan postur duduk untuk mendukung performa penggunaan sebuah stasiun kerja.
Comments