Perkembangan Industri Halal di Malaysia: “From Farm to Fork”

18 Jan 2017 05:45 16091 Hits 0 Comments
Sertifikasi Halal memberikan jaminan pada para konsumer Muslim, sebab konsep dari makanan Halal yang disertifikasi adalah yang memenuhi syarat ke-Halal-annya dari bahan mentah, proses dan penyajian, yang di istilahkan sebagai ‘Halal from Farm to Fork’

5.1 Laboratorium Halal 

Perkembangan Industri Halal di Malaysia: âFrom Farm to Forkâ

Laboratorium INHART diresmikan oleh JAKIM pada tanggal 27 Januari 2015. Lab tersebut digunakan untuk hal hal sebagai berikut: Analisa Halal, deteksi hewan, deteksi alcohol, komposisi makanan, kontaminasi makanan, kualitas makanan dll.

 

Adapun alat alat modern yang digunakan dalam lab ini diantaranya:

PCR,  RAMAN,  FTIR, GC TOFF,  UHPLC, ICP

Diantara sertifikasinya adalah  ISO 9001: 2008* di bawah akriditasiISO 17025*

 

5.2 Penelitian non Science

  • Muslim Friendly Hospitality and Services (Pariwisata Islami)
  • Rating tool untuk  Muslim Friendly Hospitality

 

5.3 Pelatihan (Training)

Program Pelatihan INHART didesain untuk umum, pemilik bisnis, pelaksana industri dan operasional juga untuk profesi profesi yang lain. 

Pelatihan ini mencakupi:

1. Halal Management System Training (Sistem Managemen Halal)

       Program

  • Halal Industry Awareness Programme  (Kesadaran Industri Halal)
  • Halal Assurance System /HAS (Sistem Jaminan Halal)
  • Certified Halal Internal Auditor /CHIA (Sertifikasi Auditor Internal Halal)
  • Halal Lead Auditor Programme /HLAP (Pelatihan Ketua Auditor Halal)

2.  Shariah Compliance Training Program

  • Malaysia Halal Certification Requirement Programme (Persyaratan Sertifikasi Halal Malaysia)
  • Islamic Tourism Practitioner: Muslim Friendly Hospitality Services Training Program (MFHS)

 

5.4 Halal Assurance System (HAS)

Sistem ini adalah kelanjutan dari Sistem Pengontrolan yang dipraktekkan oleh perusahaan yagng bersertifikasi di Malaysia.

Program ini mengenalkan pada para pesertanya tentanng dasar dasar implementasi HAS yang terpusat pada Komite Internal Halal, hal hal yang menghalangi proses sertifikasi Halal dan analisanya, standar pengecekan, system monitor, aksi aksi pembetulan dan proses verifikasi.

 

5.5 Malaysia Halal Certification Requirements (MHCR)

Adalah program yang menbolehkan pesertanya untuk memahami lebih lanjut implementasi persyaratan sertifikasi Halal Malaysia.

Para peserta akan di jelaskan masalah konsep Halalan Toyyiban, Halal lagi baik, yang terdiri dari Standar Malaysia, Prosedur manual untuk Sertifikasi Halal Malaysia dan GMP dasar.

 

5.6 Halal Lead Auditor Program (HLAP)

Program ini digalakkan bagi yang ingin menjadi Ketua audit yang di akui JAKIM. Para peserta bias menjalankan akriditasi sesuai dengan standard Malaysia. Program ini mencakup beberapa topic termasuk Dasar dasar fundamental Shariah dan persyaratannya, Standar Halal Malaysia, Proses dan Prosedur akriditasi Halal, Persiapan checklist akriditasi, managemen nilai dasar dan komponen teknikal yang berhubungan dengan produksi Halal dll

 

5.7 Partisipasi Internasional

2 April 2015- World Halal Summit, Kuala Lumpur Convention Centre, KLCC, Kuala Lumpur

5.8 Teori dan Praktek

Program Kesadaran Halal untuk Komunitas Orang Asli di Pahang

5.9 Program Kesadaran Halal untuk Komunitas Orang Asli di Perak

5.10 Halal Training at Lego Land Malaysia

5.11 International Trainings

Japan

Algeria

China

Korea

 

Indonesia

5.12 Beberapa Kunjungan Indonesia ke INHART

Universitas Muhammadiyyah Semarang, 13 May 2016

Wanita Ikatan Alumni Teknik Minyak Indonesia (WIATMI) - Indonesia di Kuala Lumpur

Pondok Modern Darussalam, Gontor, Jawa Timur, Indonesia, 4 Februari 2015

SMA Negeri-1 Tokoh Kabupaten Grobogan & SMA Negeri 1 Sragen Jawa Tengah, Indonesia, 16 Oktober 2015

 

Universitas Diponegoro Semarang

 

Kunjungan dari Laboratorium Penilitian Integrasi dan Pengujian (Integrated Research & Testing Laboratory), Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia

 

3. KESIMPULAN

Industri Halal kini sudah semakin berkembang, bukan hanya di negara yang berpopulasi mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, namun juga di Negara Negara Muslim minority seperti Korea, Jepang dan Cina. Perkenbangan ini bukan hanya dikarenakan kesadaran Halal (Halal Awareness) namun juga menyangkut masalah ekonomi global. Di Malaysia sedikitnya ada 6 lembaga Halal yang terdapat di universitas universitas terkemuka seperti IIUM, Universiti Putra Malaysia (UPM), Universiti Malaya (UM), Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM), dimana riset dalam bidang Halal betul betul dikembangkan dan di tangani secara seksama dengan sokongan penuh dapemerintah dalam banyak segi baik material maupun spiritual. Dengan berkembangnya bidang Halal Global ini, akan lebih baik jika Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, memberikan perhatian lebih dalam masalah ini, diantaranya dengan berkolaborasi dengan Institut Halal di Malaysia, yang seterusnya diharapkan akan bisa mewakili Dunia Islam dalam hal kesadaran Halal yang membawa pada kesejahteraan ekonomi nasional dan internasional.

 

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan dan penerbitan artikel sederhana ini, terutama kepada Bapak Sigit atas ajakan serta bimbingannya, kepada pihak KBRI dalam hal ini Bapak Prof  Dr Ari atas dukungan penuhnya, kepada Direktur INHART, Prof Dr Irwandi Jaswir atas kerjasamanya, serta kolega INHART yang lain yang telah memberikan banyak masukan di berbagai bidang.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abu Dawud , Sulayman ibn al Ash’ath al Azd as Sijistani, Sunan Abu Dawud, edited by Salih bin ‘Abd al Aziz bin Muhammad bin Ibrahim Ali Al Shaikh, 3rd Edition, Darus Salam, Riyadh, 2000

Al Bukhari , Muhammad bin Ismail Abu Abdullah, Sahih Al Bukhari edited by Salih bin ‘Abd al Aziz bin Muhammad bin Ibrahim Ali Al Shaikh, 3rd Edition, Darus Salam, Riyadh, 2000

Al Tirmidzi, Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Sarwah ibn Musa ibn Dahhak al Sulami, JÉmi’ At Tirmidzi, edited by Salih bin ‘Abd al Aziz bin Muhammad bin Ibrahim Ali Al Shaikh, 3rd Edition, Darus Salam, Riyadh, 2000

Al Nasai, Ahmad ibn Shuaib ibn ‘Ali ibn Sinan Abu Abdurrahman, Sunan Al Nasai edited by Salih bin ‘Abd al Aziz bin Muhammad bin Ibrahim Ali Al Shaikh, 3rd Edition, Darus Salam, Riyadh, 2000

Anas, Malik b, Muwatta,, Edited by Muhammad Mustafa Al A’dzamy, Muassassah Zayid bin Sultan Ali Nahyan, 1st Edition, 1425 H/ 2004

Hanbal, Ahmad b. , Musnad, Edited by Syuaib Al Arnuth, Muassasatur Risalah, Beirut, 2nd Edition, 1420 H/ 1999

Ibn Hanbal, Ahmad ibn Ahmad Al ShabÉni, Musnad Imam Ahmad Ibn hanbal. Muassasah al-Risalah, Beirut, 2001

Ibn Majah, Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid, Sunan Ibn Majah, edited by Salih bin ‘Abd al Aziz bin Muhammad bin Ibrahim Ali Al Shaikh, 3rd Edition, Darus Salam, Riyadh, 2000

Yumi Yuhanis Hasyun Hashim, Halal all what you need to know, IIUM Press, 2013

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


[1] Halal all what you need to know, IIUM Press, 2013

[2] lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim 3/22 oleh Imam Ibnu Katsir

[3] (Shahih. Lihat Takhrijnya dalam Al-Furqan hal 27 edisi 4/Th.11)

[4] (Dinukil dari Al-Mulakhas Al-Fiqhi 2/461 oleh Syaikh Dr. Shahih Al-Fauzan).

[5] Kesepakatan Ulama (Ijma’)

[6] (HR. Muslim No. 1933)

[7] Imam Al-Baghawi berkata dalam Syarh Sunnah (11/234)

[8](HR Bukhori No. 4219 dan Muslim No. 1941).

[9](Shahih. HR Abu Daud (3789), Nasa’i (7/201), Ahmad (3/356), Ibnu Hibban (5272), Baihaqi (9/327), Daraqutni (4/288-289) dan Al-Baghawi dalam Syarhu Sunnah No. 2811).

[10](HR. Abu Daud No. 2558

[11] HR. Abu Daud : 3785, Tirmidzi: 1823 dan Ibnu Majah: 3189

[12] HR Ahmad (2/219) dan dihasankan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648

Hasan. HR Abu Daud (3796), Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa Tarikh (2/318), Baihaqi (9/326) dan dihasankan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (9/665) serta disetujui oleh Al-Albani dalam As-Shahihah No. 2390

[13] http://www.halal.gov.my/v4/index.php/en/garis-panduan/standard-malaysia

Tags

About The Author

Betania Kartika 20
Pensil

Betania Kartika

Betania memulai karir profesionalnya sebagai pengajar pada tahun 1994 di National University of Modern Languages (NUML) dan Federal Institute of Modern Languages (FIML), Islamabad dan mengajar sampai tahun 1999. Pernah mendapat kehormatan sebagai pengajar privat dalam bidang al Quran dan Studi Islam untuk keluarga Presiden Republik Islam Pakistan, HE Faruq Ahmad Khan Leghari, pada tahun 1993-1994. Pada tahun 2000-2006, menjadi Kepala Sekolah untuk Saturday Islamic School of Indonesian Foundation yang bekerjasama dengan KJRI Los Angeles. Pernah menjadi anggota Curriculum Team untuk BIAE (Bureau of Islamic and Arabic Education), New Horizon Schools of Los Angeles dan Orange Counties, South California, U.S.A. pada tahun 2004-2006 (voluntary bases), juga salah satu penulis Islamic Studies Text Book of International Islamic School Malaysia (Primary). Beberapa jabatan di IIUM Lower Education Sdn Bhd adalah: Head of Department of Qur’an, Islamic Studies and Arabic, Vice Principal of Academics dan Principal of International Islamic School Malaysia. Telah memaparkan makalah dalam bidang Tafsir dan Fiqh di beberapa negara di benua Asia, Afrika, Eropah dan Amerika Utara.Beberapa tulisannya dimuat di jurnal di Belanda, Indonesia, Turkey dan Malaysia. Penelitiannya saat ini di bidang Tafsir tematik yang berhubungan dengan Morality, Women’s Affairs/Fiqh an Nisaa’, Children’s Education, Ilmu Hadith, Industri Halal dan Oriental medicines termasuk Korean Hand Therapy/Acupuncture (Koryo Sooji Chim)dan Prophetic Hijamah/Cupping/Bekam.Betania adalah ahli Akupuntur Korea, dan ber sertifikat ‘International Hand Acupuncturist’ sejak 1992.
Brain Gain adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Betania Kartika

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login