Pengaturan Penggunaan Antibiotik Untuk Menyelamatkan Generasi yang Akan Datang

18 Jan 2017 17:34 7918 Hits 0 Comments
Makalah yang berkaitan dengan upaya penanggulangan resistensi antibiotik

3. UPAYA PENANGGULANGAN

Sejak beberapa dekade yang lalu, WHO dan Lembaga-Lembaga Internasional lainnya telah memikirkan masalah resistensi antibiotik ini secara intensif, di mana telah diselenggarakan pertemuan-pertemuan global untuk merumuskan strategi penanggulangan resistensi antibiotik di seluruh dunia.

Untuk itu telah dilakukan berbagai penelitian di seluruh dunia untuk menentukan akar permasalahannya, seberapa luas dampak yang ditimbulkan, dan tindakan apa yang bisa dilakukan untuk menghambat resistensi antibiotik.

Berbagai strategi telah dirumuskan sesuai dengan penyebab permasalahan, yaitu:

 

3.1. Menekan laju kecepatan resistensi bakteri terhadap antibiotik

Untuk menekan laju kecepatan resistensi bakteri terhadap antibiotik, strategi pertama yang harus dilakukan adalah memahami dengan sebaik-baiknya mekanisme timbulnya resistensi. Di mana sebagaimana diketahui pada butir 2.1 penyebab terjadinya resistensi bakteri adalah melalui    mekanisme 2.1.1 natural phenomena, 2.1.2 selective pressure, dan 2.1.3 spread.  

Resistensi yang disebabkan karena natural phenomena, tidak bisa diintervensi karena hal ini memang merupakan karunia alam untuk bakteri untuk dapat mempertahankan hidupnya; tetapi mencegah resistensi karena selective pressure dan spread sangat bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

 

3.1.1. Mencegah terjadinya selective pressure:

Terjadinya selective pressure diakibatkan karena penggunaan antibiotik secara salah, dengan berbagai jenis kesalahan seperti yang telah disebutkan pada butir 2.2, oleh karenanya strategi yang utama dan pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan antibiotik secara bijak (prudent use of antibiotic).  

Untuk para professional penyedia pelayanan kesehatan di semua unit pelayanan kesehatan, rumah sakit, klinik kesehatan, dan puskesmas diberlakukan ketentuan cara menggunakan antibiotik menurut kaidah antibiotic stewardship, yakni: gunakan antibiotik hanya jika ada indikasinya, gunakan antibiotik sesuai dengan bakteri yang paling dekat diperkirakan menyebabkan penyakit infeksi yang terjadi (educated guess towards the pathogen bacteria), semaksimal mungkin gunakan antibiotik dengan spektrum sempit, gunakan antibiotik dengan dosis, bentuk sediaan, saat dan lama penggunaan, gunakan antibiotik yang sesuai dengan keadaan penderita, jika penderita mempunyai penyakit-penyakit lain (underlying disease), serta waspada terhadap kemungkinan timbulnya efek yang tidak dikehendaki.    

Bagi rumah sakit yang mempunyai fasilitas pemeriksaan mikrobiologi klinik yang dapat melakukan test kultur dan kepekaan bakteri, pertama kali gunakan antibiotik secara empirik terlebih dahulu, untuk kemudian jika hasil test telah tersedia, maka dilakukan de-escalating therapy, artinya terapi antibiotik disesuaikan dengan hasil test dan keadaan klinis penderita.  

   

3.1.2 Mencegah terjadinya spread:

Penyebaran bakteri utamanya terjadi karena rendahnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Untuk itu, semua pihak yang terlibat, baik di tempat-tempat pelayanan kesehatan, maupun di masyarakat secara umum, diberi pengetahuan dan cara-cara menerapkan universal precautions, artinya cara-cara untuk mengusahakan kebersihan dan kesehatan lingkungan, mulai dari cuci tangan, membuang limbah, memproses makanan, menjalankan gaya hidup sehat, dan lain-lain. Khusus untuk petugas pelayanan kesehatan, jika diperlukan menggunakan peralatan khusus (sarung tangan, masker, tutup kepala, dll,) melaksanakan tindakan aseptis, dan mengusahakan penggunaan peralatan medis untuk penderita dengan cara-cara yang benar, misalnya penggunaan cairan intravena, kateter, ventilator, dll.

 

3.2.   Mengupayakan pelaksanaan:

Untuk mengusahakan tercapainya tujuan pada butir 3.1.1 dan 3.12. diperlukan penerapan strategi yang disebut sebagai “Segitiga Untuk Perubahan” di mana dilakukan tindakan sebagai berikut:  Pertama dibuat Peraturan, Kedua: diselenggarakan Penyuluhan untuk mendidik tentang adanya Peraturan pada butir pertama, sehingga semua pihak yang terkait tahu, mampu, dan mau melaksanakan Perturan tersebut, dan Ketiga diupayakan bantuan untuk memudahkan pelaksanaan Peraturan tersebut.

Penjelasannya adalah sebagai berikut: untuk mencegah penyebaran bakteri di suatu rumah sakit, pertama: dibuat Peraturan agar semua pihak yang terlibat dalam kegiatan di rumah sakit tersebut harus mencuci tangan, sebelum dan sesudah melakukan kegiatannya.

Kedua: dibuat kegiatan untuk mendidik dan menyuluh semua pihak untuk dapat melakukan cara-cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Kegiatan ini bisa dilakukan secara tatap muka, dan atau dengan pembuatan poster dan leaflet yang berisi cara-cara melakukan cuci tangan sesuai dengan persyaratan, untuk ditempelkan di tempat-tempat yang strategis supaya dapat dibaca dan diikuti oleh semua pihak. Ketiga: diusahakan bantuan managemen berupa penyediaan alat dan bahan untuk cuci tangan, yang ditempatkan di seluruh tempat yang strategis di rumah sakit. Contohnya: botol semprot berisi larutan alkohol gliserin yang ditempatkan di setiap lorong-lorong rumah sakit.   

Gambar-5: Poster untuk menunjukkan tatacara mencuci tangan dengan benar

Sumber: World Health Organization

4. KESIMPULAN  

Resistensi antibiotik sudah merupakan ancaman yang nyata dan sangat berbahaya bagi seluruh umat manusia, karena dampak negatif yang ditimbulkannya sangat besar, bahkan dapat menimbulkan kepunahan umat manusia secara sia-sia.

5. HARAPAN

Untuk mencegah terjadinya kepunahan umat manusia di masa yang akan datang, semua pihak wajib mengupayakan pencegahan terjadinya resistensi antibiotik, di lingkungan masing-masing, dan dalam kewenangan masing-masing, 

 

Ucapan Terima Kasih

Terimakasih yang tidak terhingga dipersembahkan kepada The Indonesian Brain Gain, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membagikan pengetahuan tentang Resistensi Antibiotik. Semoga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

  1. World Health Organization: Global Strategy for Containment of AMR, Geneva.
  2. Centers for Disease Control and Prevention: Antimicrobial Resistance Threat Report. 2013,http://www.cdc.gov/drugresistance/threat-report-2013/,Google Scholar
  3. Center for Disease Dynamics, Economics & Policy. 2015.  State of the World’s Antibiotics, 2015. CDDEP: Washington, D.C.

 

 

 

 

 

 

 

Tags

About The Author

Erni P Kolopaking 17
Pensil

Erni P Kolopaking

Erni P. Kolopaking earned her Bachelor of Pharmacy Degree, and Pharmacist Professional Degree from School of Pharmacy, Bandung Institute of Technology (ITB), in Bandung, Indonesia. Then in 1980 she started working as a hospital pharmacist and later on became the Head of Clinical Pharmacy for Dr. Soetomo Teaching Hospital in Surabaya, which has 1,750 beds, a teaching hospital for Airlangga University, and it is the top referral hospital for eastern part of Indonesia. She also served as a lecturer in Faculty of Pharmacy of Airlangga University, Gadjah Mada University and Ahmad Dahlan University in Yogyakarta, as well as an adjunct lecturer in several schools of pharmacy in Java, Sumatra, Bali, and Sulawesi islands, in 1980 - 2010. During her early tenure at Dr. Soetomo Teaching Hospital, she was sent by the Indonesian Ministry of Health and the World Health Organization (WHO) to study Hospital Pharmacy Management in Nordic Countries and some of European Countries (Germany, French, and Switzerland); as well as Clinical Pharmacy Services, including Drug Information Services, and Cancer Pain Relieve and Palliative Care, in Australia and in the USA. Afterwards she became a frequent invited speaker in various seminars, conferences, workshops; consultant and trainer throughout hospitals and universities in Indonesia and ASEAN, for promoting the management and use of medicines rationally. She was also appointed as one of the WHO temporary consultants to determine the role of the pharmacists in the health care system, in New Delhi, India, 1988. Furthermore, she was sent by the Indonesian Ministry of Health and the USAID, to study Pharmacoeconomics and Health Insurance System at the University of Southern California, in Los Angeles, California, USA, in 1999-2000. Since 1993, she is maintaining a continuing working relationship with the College of Pharmacy, University of Arizona, Tucson, Arizona, USA, to improve the education of clinical pharmacy in Indonesia. She organized and led four International Conferences on Clinical Pharmacy in Jakarta (1994), in Bali (1997 and 2003), and in Surabaya (2008). She was awarded The Donald C. Brodie Award in June 2003, given by the Board of Directors of International Foundation for Pharmacy Education (IFPE) in recognition of “The accomplishments in the development of exemplary educational programming and pharmacy services which have benefited pharmacy on a national and international basis”. Her international project achievements were the cooperation with the Antibiotic Guidelines Sub-Committee, Antibiotic Guidelines/Victorian Drug Usage Advisory Committee, in Melbourne, Victoria, Australia, in 1989-1990, where the results, among others were: the development of the First Dr. Soetomo Teaching Hospital Antibiotic Guidelines in 1990, and the First Indonesian (National) Antibiotic Guidelines 1992; and also the cooperation with the Dutch Government and Infectious Disease researchers to study “Antimicrobial Resistance in Indonesia, Prevalence and Prevention – AMRIN Study”, in 2001-2006, in which she was awarded as “The Pioneer in Prudent Use of Antibiotics”, by the Dr. Soetomo Teaching Hospital - Indonesian Ministry of Health, in November 2014. Her publications mainly on the topics of hospital pharmacy management, the pharmacy and therapeutics committee, drug information, cancer pain relieve and palliative care, drug use study, antibiotics use evaluation, and the role of pharmacists in the health care system. Throughout her career, she was active in the Association of Indonesian Hospital Pharmacists (HISFARSI), and the Association of Indonesian Pharmacists (IAI), as well as member of The American Society of Health-System Pharmacist (ASHP), and Society of Hospital Pharmacist of Australia (SHPA). In November 2010 - March 2015 she joined the School of Pharmacy, Management & Science University (MSU) in Shah Alam, Selangor Darul Ehsan, Malaysia, as the Head of Clinical Pharmacy Unit.
Brain Gain adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Erni P Kolopaking

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login