Pushing the Envelope: Menjadi Geoscience Entrepreneur di Luar Negeri

28 Dec 2016 14:08 6650 Hits 0 Comments Approved by Brain Gain
Yang sering terjadi, banyak para profesional geoscience yang terjebak dalam kenyamanan bekerja dibalik kebesaran perusahaan tersebut dengan segala tunjangan yang melimpah

Gambar via Flickr.com

 

ABSTRAK

Profesional geosains dari Indonesia yang meniti karir di luar negeri biasanya berkarir dengan cara bekerja di sebuah perusahaan minyak dan gas bumi, seperti Shell, Exon-Mobil, Petronas. Sebagian diantaranya bekerja di perusahaan jasa (service company) dengan tugas memberi layanan dan jasa konsultasi teknis kepada perusahaan-perusahaan minyak. Kedua jenis perusahaan tersebut sudah barang tentu memberikan pengalaman profesi dan renumerasi yang sangat bagus. Yang sering terjadi, banyak para profesional geoscience yang terjebak dalam kenyamanan bekerja dibalik kebesaran perusahaan tersebut dengan segala tunjangan yang melimpah. Kondisi tersebut sering membuat profesional geoscience malas untuk melihat kesempatan berkarir di bidang entrepreneurship dimana lebih menjanjikan masa depan yang lebih baik dan berkesinambungan (sustainable).

Memang tidak mudah untuk memulai terutama apabila resikonya terlalu besar, tetapi bukannya sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan. Dengan perencanaan yang cermat, meniti karir sebagai geoscience entrepreneur di luar negeri dapat diwujudkan. Tulisan ini hanya salah satu contoh perjalanan meniti karir sebagai geoscience erepreneur di luar negeri. Sebuah keberhasilan dalam hal terobosan cara membangun dan meyakinkan pasar, cara menyiapkan diri dan membangun rasa percaya diri untuk menjadi pemain global, besarnya resiko yang diambil, inovasi dan kreatifitas, dan besarnya reward. Untuk itu kisah merintis karir sebagai Geoscience Entrepeneur ini perlu di sebar luaskan kepada teman-teman seprofesi untuk menambah jumlah pemain global dari Indonesia dan menjadikan profesional Indonesia diperhitungkan dipasar internasional, ataupun hanya sekedar memberi insipirasi atau contoh ke generasi muda bahwa sesuatunya menjadi mungkin (possible).

Kata kunci: geoscience entrepreneur, karir di luar negeri, geo-connection,

______________________________________________________________________________

1. PENDAHULUAN

Setelah selama sepuluh tahun bekerja untuk perusahaan korporasi minyak dari Amerika, Amoseas Indonesia dan Chevron, banyak sekali hal-hal yang dapat ditimba baik dalam bidang teknikal, manajemen proyek, maupun softskill. Kebesaran perusahaan minyak Chevron di Indonesia, selalu menjadi daya tarik dan menjadikan salah satu perusahaan minyak tujuan bagi para lulusan sarjana baru dari universitas terkemuka di Indonesia, termasuk ITB dimana saya menimba ilmu geologi dan geofisika selama periode 1984-1989.  Sebagai salah satu ahli kebumian (geoscientist) di Chevron pada saat itu, banyak prestasi yang pernah saya capai terutama dalam bidang terobosan teknologi yang membuahkan banyak efisiensi biaya pengoperasian lahan minyak, selain menunjang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi. Training yang sistematis juga diberikan oleh perusahaan dalam rangka mempertinggi ketrampilan (skillset), termasuk kesempatan untuk menimba ilmu di Amerika yang sedikit banyak dapat membantu mempertinggi rasa percaya diri (self-confidence) serta memahami cara kerja orang barat.

Bahwa ternyata banyak hal-hal yang kita kerjakan di Indonesia mempunyai kualitas yang sama atau bahkan lebih dari apa-apa yang dikerjakan oleh orang-orang dari negara barat yang notabene merupakan sumber dari teknologi. Sebenarnya banyak rekan-rekan seprofesi saya yang mumpuni, hanya sering kali budaya kita atau lingkungan kerja kita yang tidak mendukung seseorang untuk belajar memasarkan diri dengan cara membagi pengetahuan atau pengalaman ke teman seprofesi (the power of sharing), menulis makalah tentang apa yang telah dikerjakan dengan baik, atau menguji tentang apa-apa yang mereka kerjakan di komunitas industri perminyakan global. Tapi yang sering saya lihat justru banyak rekan-rekan seprofesi yang tidak percaya diri bahwa apa yang mereka kerjakan adalah sesuatu yang unik, sesuatu yang membuat orang lain akan terperangah apabila mendengarnya. Untuk tujuan-tujuan tersebut diatas, saya sering menulis makalah yang berhubungan dengan teknologi eksplorasi dan eksploitasi minyak di beberapa majalah atau forum-forum nasional dan internasional. Hal ini secara tidak langsung melatih diri saya sendiri untuk membiasakan diri untuk menulis, belajar merangkum sebuah pekerjaan dan menonjolkan hal-hal yang menarik dan unik, memupuk percaya diri, belajar meyakinkan orang dan mempresentasikannya dengan baik di depan komunitas perminyakan.

2. KELUAR DARI ZONA NYAMAN

Pada saat itu, bekerja di perusahaan minyak terbesar di Indonesia sepertinya sudah memberikan ketenangan, kesinambungan pekerjaan (job security) dan masa depan yang bagus, bahkan pernah terpikir untuk bekerja di Chevron sampai masa pensiun nanti dengan segala kelimpahan dan kemewahan tunjangan (benefit) yang didapat, apalagi saya termasuk pegawai yang berprestasi pada saat itu dengan beberapa penghargaan yang pernah saya raih dari managemen. Akan tetapi dibalik kesuksesan yang saya capai, dalam benak hati saya selalu terpendam keinginan dan tekad (passion and determination) yang tinggi untuk dapat menjadi pemain dunia / global sehingga saya dapat berbuat lebih banyak. Untuk itu, kesempatan demi kesempatan saya cari dan pertimbangkan termasuk beberapa kesempatan untuk bekerja di luar negeri dengan tujuan agar dapat menuai pengalaman dibeberapa negara. Untuk itu, walaupun saya hanya mengantongi sarjana S1 (Bachelor Degree), dengan berbekal percaya diri dan pengalaman bekerja selama itu, saya putuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan internasional yang bergerak di bidang jasa perminyakan (oil services), Landmark-Halliburton, di Kuala Lumpur-Malaysia pada tahun 2000. Saya memilih perusahaan jasa, karena biasanya perusahaan jasa memberi kesempatan kepada pegawainya untuk terlibat dalam proyek-proyek di beberapa negara, walaupun sifatnya sementara (short term project assigment). Kebetulan Landmark Kuala Lumpur adalah merupakan kantor pusat untuk wilayah India, Asia Tenggara dan Asia Timur sehingga saya berkesempatan untuk mengunjungi dan terlibat di proyek-proyek di beberapa negara tersebut termasuk India, Malaysia, Vietnam, Brunei, Thailand, Phillipina, China, Jepang, selain terkadang harus ke kantor pusat di Houston-Amerika untuk keperluan rapat ataupun training.

Keputusan yang saya ambil bukannya tidak beresiko, apalagi pada saat itu hanya ada dua profesional geosains dari Indonesia yang bekerja di Kuala Lumpur yang saya tahu. Selain itu, dengan ikutnya keluarga ke Kuala Lumpur tidak ada pilihan lain selain motivasi untuk sukses dalam meniti karir di luar negeri. Tentunya banyak sekali kendala yang saya alami pada awalnya terutama karena bidang usaha dan mentalitas (attitude) yang berbeda antara perusahaan operator seperti Chevron dan perusahaan jasa, kultur kerja (work culture) yang berbeda, dialek bahasa Inggris yang berlainan antara satu negara dan negara lain.  Akan tetapi, semua jenis kendala tersebut dapat saya atasi dengan cara berkerja keras dengan dedikasi yang tinggi dan bekerja dengan ‘smart’, penuh dengan creativitas dan inovasi, tekad untuk sukses yang tinggi, fleksibelitas terhadap berbagai jenis perubahan, fokus ke tujuan (goal oriented), percaya diri, dan gairah yang tinggi. Selama tahun pertama, saya banyak dilibatkan untuk ikut mengerjakan proyek di beberapa perusahaan minyak baik di luar Malaysia ataupun di Malaysia sendiri termasuk Petronas, Total, Lundin Oil, Exxon, Murphy Oil, Talisman, ONGC-India, Reliance-India, KNOC-Korea, Japex-Jepang, Shell dan British Petroleum-Vietnam. Lambat laun saya mulai berhasil membangun sebuah reputasi dan kepercayaan diantara pelanggan-pelanggan tersebut melalui jasa konsultasi teknik dan kualitas pekerjaan yang saya berikan. Yang saya rasakan, sebenarnya secara tidak langsung saya membangun “brand’ saya sendiri, walaupun kenyataannya saya masih bekerja untuk perusahaan Landmark-Halliburton. Saya ingin pelanggan (clients) melihat saya sebagai konsultan yang dapat dipercaya (reliable) dengan mengedepankan profesionalisme yang tinggi, menjaga kerahasiaan perusahaan, tepat waktu, antusiastik, dan menyenangkan (fun to be with). Sebagai seorang konsultan saya mencoba untuk selalu berinteraksi dengan pelanggan (client engagement) secara regular dan membangun kepercayaan (trust connection) dalam rangka mengetahui tantangan bisnis yang terkadang tidak tersirat sehingga saya mampu memberikan beberapa alternatif solusi yang komprehensif sesuai dengan kondisi dan situasi pelanggan pada saat itu. Karena kepuasan pelanggan akan menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan seorang konsultan.

Tags

About The Author

Rusdinadar Sigit 16
Pensil
Brain Gain adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Rusdinadar Sigit

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login