Percepatan Inovasi Sebagai Strategi Kunci Untuk Memperkuat Posisi Indonesia di Asia Tenggara

28 Dec 2016 09:11 12864 Hits 0 Comments Approved by Brain Gain
beberapa strategi terkait dengan penjagaan kestabilan faktor pengganggu, dan pengelolaan sumber daya manusia, sumber daya alam dan investasi, perlu dilakukan.

2. MODEL SISTEM EKONOMI BERBASIS INOVASI

 Produk Domestik Bruto merupakan luaran sebuah proses ekonomi di suatu negara yang dijalankan oleh seluruh warga negara bersama pemerintah. Luaran ini adalah pendapatan rakyat dan negara yang dihasilkan oleh komponen penggerak ekonomi yaitu sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), pembiayaan (Investasi), serta kebijakan dan teknologi (Inovasi).  Hubungan antara masukan, luaran, komponen penggerak, anggaran, faktor penstabil dan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam gambar-3. 

Gambar-3 Model Sistem Ekonomi Negara

Meskipun komponen penggerak sistem ekonomi negara adalah mesin penghasil PDB, mesin ini akan berfungsi secara optimal jika dijalankan dengan rencana kegiatan dan peganggaran yang tepat, serta berada dalam kondisi negara yang stabil. Kestabilan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor penstabil, yang meliputi aspek penstabil internal yaitu hukum, politik, keamanan, sosial dan hubungan internasional, serta penstabil eksternal yaitu ekonomi global dan kondisi alam. Kondisi penstabil internal merupakan parameter yang dapat dikendalikan oleh pemerintah, sedangkan penstabil eksternal merupakan kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah secara penuh.

Dalam model ini, faktor penstabil internal diasumsikan dapat dikendalikan secara baik oleh pemerintah sehingga tidak mempunyai efek yang negatif terhadap komponen penggerak. Selain itu juga diasumsikan tidak ada bencana alam yang luar biasa serta tidak ada krisis ekonomi global.

Berdasarkan kondisi ideal ini, maka dalam model ini simulasi hanya difokuskan untuk komponen penggerak sistem ekonomi negara yang meliputi SDA, SDM, Investasi dan Inovasi. Hubungan keempat sumber daya ini dengan produk yang dihasilkan oleh negara serta pasar dalam negeri dan pasar luar negeri digambarkan dalam gambar-4.  

Gambar-4 Model Perhitungan PDB per Kapita berdasarkan komponen penggerak ekonomi negara

Dalam model ini, data SDM, Inovasi dan Investasi di ekstrak dari data-data yang tersedia di Badan Statistik Pusat serta data dari Bank Dunia. Data SDA juga diikutkan dalam perhitungan, tapi tidak ditampilkan dalam makalah ini. Luaran dari gabungan SDM, SDA, Inovasi dan Investasi adalah produk yang dibutuhkan untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri. Pengeluaran karena pembayaran gaji SDM, royalti untuk inovasi dan bunga investasi juga turut diperhitungkan dalam model ini. Pengaruh lingkungan akibat penggunaan SDA diasumsikan mendekati nol. Luaran penggerak ekonomi adalah berupa produk pertanian, produk industri dan jasa. Hasil penjualan didalam dan diluar negeri dikurangi dengan pengeluaran untuk gaji, royalti dan bunga merupakan keuntungan yang dihitung dalam model ini. Keuntungan dari proses ini ditambah dengan tabungan dari bagian pengeluaran, selanjutnya dihitung sebagai investasi untuk proses selanjutnya. Selisih antara investasi tahun selanjutnya dengan investasi tahun ini, dibagi dengan jumlah penduduk, merupakan nilai PDB per Kapita yang dihasilkan setiap tahun.

Kondisi dan proyeksi SDM, Inovasi dan Investasi akan dibahas secara detail dalam tulisan selanjutnya. Data yang ditampilkan merupakan ringkasan dari hasil perhitungan mulai tahun 2015 hingga 2035, didasarkan data pada tahun 1960 hingga 2015. Dalam makalah ini data tahun 2016 hingga 2035 hanya ditampilkan dalam bentuk grafik dan tidak ditampilkan dalam bentuk tabel. Dalam makalah ini model matematis juga tidak ditampilkan, dan dibahas dalam sebuah makalah tersendiri.

Parameter pertama dalam sistem ekonomi berbasis inovasi adalah profile sumber daya manusia. Profile sumber daya manusia Indonesia yang ideal untuk mendukung sistem ekonomi berbasis inovasi dapat dilihat dalam tabel-3 untuk kondisi pada tahun 2035.

Pada tahun 2015, Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 255 Juta, dan akan menjadi sekitar 311 Juta pada tahun 2035. Terdapat 120 juta tenaga kerja Indonesia saat ini. Saat ini tenaga kerja Indonesia masih di dominasi oleh lulusan SD. Kondisi SDM Indonesia dapat dilihat secara lebih lengkap dalam tabel-3.

Tabel-3 Data Sumber Daya Manusia [Sumber : BPS]

Parameter kedua dan yang menjadi fokus makalah ini adalah inovasi. Inovasi dalam hal ini adalah proses yang berkaitan dengan penelitian, publikasi, pendaftaran hak kekayaan intelektual  dan pre komersialisasi produk. Inovasi dapat berupa inovasi kebijakan dan inovasi teknologi. Pada tahun 2015, rasio dana penelitian Indonesia terhadap PDB masih berkisar 0.08%. Selain rendahnya dana penelitian, produktifitas peneliti Indonesia juga sangat rendah. Ini dapat dilihat dari jumlah publikasi dan dan jumlah aplikasi paten. 

Tabel-4 Data Inovasi Indonesia [Sumber: Bank Dunia]

Indonesia bahkan memiliki rasio anggaran penelitian lebih rendah dari Philipina dan Vietnam. Jumlah peneliti di Indonesia juga masih sangat rendah. Selain itu produktifitasnya juga paling rendah diantara 6 negara besar di Asia Tenggara. Data lengkap tentang kondisi penelitian di beberapa negara bisa dilihat dalam tabel-5. Data dari negara maju dalam tabel ini juga dijadikan referensi dalam model, misalnya dana penelitian di Korea Selatan yang mencapai 4.3% dari PDB.

Tabel-5 Perbandingan Data Penelitian dan Publikasi di negara-negara Asia Tenggara dan negara maju

Selain data publikasi seperti tercantum dalam tabel-5, data paten dan dana pre-komersialisasi merupakan dua parameter penting dalam inovasi. Kedua parameter ini dapat dilihat dalam tabel-6. Dalam tabel ini juga terlihat bahwa Indonesia memiliki jumlah aplikasi paten yang terendah, yaitu 2.85 per 1 juta penduduk.  

Tabel-6 Perbandingan Data Paten dan Pre Komersialisasi di beberapa negara Asia Tenggara dan negara maju.

Selain data inovasi dan SDM, data ketiga yang dijadikan masukan untuk model adalah data investasi. Ini terdiri dari PDB dan sumbernya. Ringkasan data ini dapat dilihat dalam tabel-7.

Tabel-7 Data investasi dan penyumbang PDB pada tahun 2015 dan proyeksinya pada tahun 2035 

Untuk memproyeksikan data investasi, referensi dari beberapa negara maju sangat diperlukan. Hampir semua negara maju penyumbang PDB tertinggi adalah dari jasa. Pertanian merupakan penyumbang PDB terkecil dan bahkan tidak menyumbangkan sama sekali misalnya Singapura. Terdapat juga negara-negara yang tidak memiliki sumber daya alam misalnya Jepang dan Singapura. Meskipun demikian negara tersebut tetap mempunyai PDB sangat tinggi. Lebih detail tentang kondisi di beberapa negara maju serta Asia Tenggara dapat dilihat dalam tabel-8.

Tabel-8 Data investasi dan penyumbang PDB di beberapa negara Asia Tenggara dan negara maju

Menurut rencana induk pengembangan industri nasional, Indonesia menargetkan produk domestik dapat mengisi 55% pasar dalam negeri pada tahun 2035. Pasar dalam negeri saat ini didominasi oleh pasar makanan dan minuman. Kondisi ini akan berubah pada beberapa tahun mendatang. Rasio volume pasar terhadap PDB untuk transportasi dan komunikasi akan mengalami kenaikan hingga 300% dalam 20 tahun mendatang. Trend selengkapnya bisa dilikat dalam tabel-9.

Tabel-9 Kondisi pasar domestic pada tahun 2015 dan 2035

Distribusi ini dapat juga dilihat dalam gambar-5. 

Dalam model ini, nilai inovasi dalam produk juga perlu dihitung. Kandungan inovasi dalam beberapa kelompok produk dapat dilihat dalam tabel-10.  Saat ini kandungan inovasi dalam makanan dan minuman masih berada di rasio 10%. Kandungan inovasi ini akan meningkat terus menerus dengan adanya teknologi baru dalam pengolahan makanan dan minuman. Dari tabel-10 juga nampak, bahwa kandungan inovasi untuk produk hiburan, pendidikan, pakaian, transportasi, kesehatan, komunikasi dan lain-lain akan tetap melebihi 60% baik pada saat ini maupun 20 tahun mendatang. Meskipun demikian, kandungan inovasi dari produk yang ada di Indonesia, sekarang ini masih dinikmati oleh pemilik inovasi dari luar negeri. Dengan sistem ekonomi berbasis inovasi, diharapkan inovasi-inovasi Indonesia, akan mampu mengganti kepemilikan inovasi asing dalam produk dalam negeri.  

Tabel-10 Distribusi kandungan inovasi dalam produk di Indonesia

Harga sebuah produk, saat ini didominasi oleh SDA (40%). Nilai inovasi terhadap harga produk di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya berkisar 1%. Dalam 20 tahun mendatang kondisi ini akan sangat berbeda. Nilai sumber daya alam hanya akan berkisar 10%, yang mana nilai ini sama dengan nilai inovasi dalam produk. Persentase komponen harga produk dapat dilihat dalam tabel-11. 

Tabel-11 Persentase komponen penggerak ekonomi terhadap harga produk pada tahun 2015 dan 2035.

Tags

About The Author

Eko Supriyanto 19
Pensil

Eko Supriyanto

Eko Supriyanto adalah guru besar di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan Universitas Teknologi Ilmenau Jerman (TUIL). Saat ini beliau adalah Direktur Pusat Penelitian Jantung Negara Malaysia, Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan Indonesia, dan Peneliti Utama di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Nasional, Komersialisasi Teknologi Indonesia, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, serta Direktur Pusat Studi Pembangunan Nusantara (ASEAN), yang berkedudukan di 7 negara ASEAN
Brain Gain adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Eko Supriyanto

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login